Politikus PDIP Masinton: Teman Ahok Bermental Bebek

01:31:00 Add Comment

Masinton yang dikenal sebagai Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyebut Teman Ahok adalah segerombolan anak muda yang tidak memiliki jiwa pelopor dan bermental bebek.
Menurutnya, simpatisan pendukung Ahok itu masih selevel follower atau pengekor saja. Pernyataan tersebut karena Masinton merasa, Teman Ahok tidak memiliki konsistensi dan hanya menurut pada apa yang diinginkan Ahok.
“Teman Ahok hanya mencitrakan orang yang didukungnya (Ahok) saja yang sejatinya tak memiliki konsistensi dalam mengambil putusan,” kata Masinton pada acara diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (30/7), seperti dilansir Rol.
Teman Ahok dianggap tak konsisten, lantaran saat Ahok menyatakan akan maju di Pilkada DKI lewat jalur independen mereka mendukung, bahkan tak jarang menyatakan tidak mempercayai Parpol.
Begitupun saat Ahok berbalik arah dan memilih maju lewat jalur Parpol. Padahal, seharusnya, Teman Ahok itu terus mendorong Ahok maju melalui jalur independen di Pilgub DKI 2017.
“Teman-teman ini (Teman Ahok) jadi mencla mencle, jadi mental bebek. Selain itu, pemimpin yang konsisten pada ketidakkonsistenannya harusnya kita koreksi,” ucap Masinton.
Juru Bicara Pendukung Ahok Tsamara Amany mengungkapkan, pada awalnya memang Teman Ahok tidak percaya parpol, lantaran kerap meminta mahar kepada calon yang ingin maju lewat parpol tersebut. Namun, keyakinan itu terbantahkan setelah datangnya partai-partai seperti Nasdem, Hanura, dan Golkar yang rela mendukung Ahok tanpa mahar.

Dulu Anies Sepelekan Prabowo, Sekarang Anies Disepelekan Jokowi

01:21:00 Add Comment

Sering kali sang waktu menjelaskan sesuatu dengan sangat jelas kepada manusia. Hal ini seperti yang dialami dalam hidup mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan.
Anies adalah orang yang anti dengan Prabowo Subianto dan cendrung menyampaikan kritik-kritiknya.
Dilansir Merdeka (24 Mei 2014), setelah memuji pasangan Jokowi- Jusuf Kalla yang saat itu momentum Pilpres 2014, Anies dengan sadar dan terbukti menyepelekan sosok Prabowo dengan mengatakan Prabowo tidak punya pengalaman pimpin negara.
Anies juga menganggap Prabowo bukan lawan dari Jokowi dan JK ketika itu.
“Pasangan (Prabowo-Hatta) yang satu lagi kan tidak punya pengalaman dalam memimpin. Jokowi pernah jadi wali kota dua kali dan Jusuf Kalla juga pernah jadi wapres jadi sudah terbukti kan,” pungkas Anies kala itu.

Waktu berlalu, tahun berganti, kini Presiden Jokowi memberhentikan Anies Baswedan dari posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan setelah kurang lebih 2 tahun berjalan. Apa artinya? Anies Baswedan yang dikenal publik adalah orang yang kompeten, tak ada yang menyangka, dengan mudahnya Jokowi menyepelekannya.
Andaikan saja kalau Anies tidak menyepelekan Prabowo waktu itu, mungkin tulisan ini tidak akan pernah ada.
Sumber: PekaNews

Gara-gara Warga Tionghoa Ngamuk Dengar Suara Adzan di Masjid, Tanjung Balai Mencekam

20:15:00 Add Comment

TANJUNGBALAI – Kerukunan beragama di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara yang selama ini sangat tinggi, tiba-tiba berubah drastis. Setidaknya hingga Sabtu (30/7/2016) dinihari ini, dilaporkan ada enam vihara yang dibakar warga.
Disebutkan, kericuhan bermula saat seorang warga etnis Tionghoa yang identitasnya belum diketahui, warga Jalan Karya Tanjungbalai, mengamuk saat mendengar suara adzan.Informasi yang diperoleh, persoalan ini dipicu seorang warga Tanjungbalai yang merasa terganggu dengan suara adzan.
“Massa membakar rumah seorang warga chinese. Informasi sementara dari masyarakat bahwa, warga chinese tersebut membuat keributan di mesjid dan memaki imam yang sedang adzan di masjid karena tidak senang akan adanya adzan di mesjid hingga menyebabkan umat islam menjadi marah,” demikian status yang diunggah laman media sosial facebook RRI Tanjungbalai.
Hingga saat ini, Kota Tanjungbalai masih mencekam. Sejumlah rumah ibadah warga beragama Budha masih terbakar. Pihak Polres Tanjungbalai tidak dapat berbuat banyak karena jumlah massa yang terus bertambah.

Kisah Haru Mantan Kabareskrim Susno Duadji, Semua Habis, Sekarang Jadi Petani

01:34:00 Add Comment

Mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji yang sempat membuat heboh Indonesia dengan kasus Cicak vs Buaya.
Ia harus mendekam 3,5 di penjara karena kasus korupsi PT Salmah Arowana Lestari dan korupsi dana pengamanan Pilkada Jawa Barat
Selepas ditahan di Lapas Cibinong, Bogor sejak Mei 2013 belakangan tidak lagi muncul ke publik.
Di media sosial, foto Susno tengah membawa cangkul di sawah dengan pakaian ala petani jadi viral.
“kira-kira masih kenal dgn tokoh ini…….? Hidup dgn Kesederhanaannya,” tulis salah satu facebooker, Semuel Linggi Topayung dalam foto yang dipostingnya.

Susno Duadji kini memilih mengisi hari-harinya dengan bercocok tanam di kampung halamannya, Sumatera Selatan.
Saya anak petani, ya sekarang saya bertani tanam coklat dan kopi di kampung,” ujar mantan Kabareskrim itu saat ditemui akhir pekan ini di Kemang, Jakarta Selatan.
Menurutnya berbagai pengalaman hidup yang telah dilewati seperti menjadi Kabareskrim, diberhentikan lalu mendekam di tahanan selama beberapa tahun menjadi pengalaman bersejarah.
“Abis kena masalah, ya saya kembali ke pertanian di sawah dan berkebun. Aktivitas saya tidak jauh dari situ, momong cucu dan bertani. Saya tidak bisa melepas habitat itu, karena saya anak petani,” ujarnya.
bertani, Susno pun tidak malu menceritakan dirinya memelihara beberapa ekor kambing.
Kini kambing itu sudah beranak pinak namun ia belum terpikir untuk menjadikannya sebagai ternak.
Bukti-bukti kini Susno menjadi petani terlihat di facebook miliknya, dimana pada 19 April 2016, Susno memposting foto menggenakan celana pendek, berkaos putih dan topi putih tengah pose memegang buah coklat.
Ada pula foto Susno menggunakan sendal jepit, memeragakan proses demi proses pembuatan kopi secara tradisional seperti menyangrai kopi dan menumbuk kopi.
Semuanya dilakukan secara tradisional agar aroma kopi tetap terjaga.
Jadi Sopir
Baru-baru ini Susno sempat berbincang kepada wartawan tentang kesibukannya saat ini.
“Kegiatan saya sekarang menjadi MC, bukan pembawa acara tapi MC, Momong Cucu,” ucap Susno.
Diceritakan Susno sangking dekatnya dengan sang cucu, Susno bahkan rela menjadi sopir dari cucu-cucu kesayangannya itu. Tidak hanya itu,
Susno juga bersedia menemani cucunya olahraga saat Car Free Day (CFD).

Bertahun-tahun belakangan ini saya tugasnya momong cucu, saya sopir mereka, antar kemana-mana. Mereka mau ke ‎CFD juga saya yang antar,” tuturnya.

Bukti kecintaan Susno pada tiga cucunya juga diposting di akun facebook miliknya, disana ia mengunggah dua foto yakni foto Susno menggunakan kaos merah, topi putih dan sepatu olahraga menemani cucunya saat CFD.
Kedua, foto Susno bersama cucunya tengah asyik menggambar.
Di postingan itu Susno menulis : pekerjaan paling nikmat di masa pensiun adalah momong cucu, bisa diajak nemani olah raga, bisa ikut latihan gambar corat-coret sampai belepotan cat/pewarna,,, wah jauh lbh nikmat dpd nonton berita tv yang heboh, ha,,,,
Selain itu, Susno juga mengurusi usaha yang dijalankan oleh anak-anaknya. Bisnis yang dijalani yaitu perusahaan pembiayaan, perusahaan pertambangan, serta usaha buah-buahan, cokelat dan kopi.
“Sebelum di polisi saya kan dagang,” katanya.
Dia terbukti menyalahgunakan kewenangannya saat menjabat Kabareskrim untuk melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus Arowana dengan menerima hadiah sebesar Rp 500 juta guna mempercepat penyidikan kasus itu.
Masih berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Susno harus membayar denda Rp 200 juta subdidair enam bulan penjara dan diwajibkan mengembalikan kerugian negara Rp 4 miliar.
Saat ditemui akhir pekan ini di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pensiunan jenderal bintang tiga itu tampak bugar, sehat, santau dan berat badannya pun bertambah. Susno terlihat bahagia dan banyak melempar senyum.
Lalu apa saja kegiatan dan kesibukan Susno selama ini?
Pria kelahiran Pagar Alam, Sumatera Selatan ini ternyata banyak menghabiskan waktunya dengan mengurus cucu-cucunya.
Berpolitik
Susno Duadji digadang gadang bakal maju sebagai calon gubernur Suamtera Selatan.
Namun Susno tidak percaya begitu saja dengan pihak-pihak yang memintanya maju sebagai Calon Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel).
Menurut Susno, ia menghargai adanya permintaan tersebut, namun ia tetap berpatokan pada survei independen untuk benar-benar mengetahui apakah dirinya didukung masyarakat atau tidak.
“‎Saya tidak langsung bilang mau, tapi saya mau lihat dulu bagaimana surveinya. Apa benar warga menginginkan saya maju. Karena banyak pula yang lebih muda dan lebih baik dari saya,” kat Susno.
Hal tersebut diungkapkan mantan Kabareskrim Polri tersebut ketika ditemui wartawan di sela-sela diskusi ‎bertemakan Eksistensi Kompolnas: Pro dan Kontra yang digelar, Rabu (20/4/2016) di Grand Kemang, Jakarta Selatan.
Disinggung soal dirinya yang dilirik PDI Perjuangan untuk maju, Susno tidak menjawab gamblang.
Tapi dia pun mengamini namanya masuk dalam radar bursa calon Gubernur Sumsel dari PDI Perjuangan.
“‎Pokoknya tergantung survei dan radar PDIP juga menangkap. Saya pastinya kesatria lah, karena banyak juga yang lebih bagus dan muda. Cucu saya saja sudah tiga,” katanya.
‎Susno menambahkan nantinya apabila benar dirinya memimpin Sumsel, maka ia memastikan Sumsel akan anti korupsi serta anti pungutan liar.
“Kalau benar ya Sumsel harus siap tidak ada korupsi, pelayanan terpadu, dan tidak ada lagi setoran atau pumutan liar,” katanya.(tribunews)